Sejarah Pemilihan Benur
- Sebelum tahun 1990 : Pengamatan visual saja
- Tahun 1990 - 2000 : Pengamatan mikroskopis (Skoring), Tes MBV, Tes Vibrio
- Tahun 2000 - sekarang : Tes PCR, Benur SPF
Pemeriksaan Kualitas Benur
Tingkat 1 : Pengamatan visual, Stress test, Formaline test
Pengamatan Visual
- Benur windu PL-13 : 10 mm
- Benur vaname PL-10 : 8 mm
- Keseragaman: Coeff. Variation < 25% (ideal < 15%)
- Warna : pigmen bening atau gelap (tidak merah, putih keruh atau kebiru-biruan).
- Aktivitas : gerakan aktif dan tidak ada kematian.
- Antena lurus (tidak membentuk huruf V), ekor membuka.
- Tingkah laku : melompat ketika wadah diketuk, berenang melawan arus, menempel di dasar/dinding.
- Hepatopancreas penuh berwarna gelap (kecoklatan / kehitaman tergantung makanan)
- Usus penuh membentuk garis lurus.
CV (Coeffisien Variation)
Stress Test
- Air dari bak benur dicampur dengan air tawar dengan perbandingan 1 : 1.
- Masukkan benur 300 ekor tunggu 3 jam.
- Setelah 3 jam hitung benur yang masih aktif (bergerak ketika disentuh).
Penghitungan :
SR = (benur yang aktif/total sampel benur) x 100%
Dinyatakan lolos jika SR > 75%
Jelek jika SR < 75%
Formaline test
- Air dari bak benur diberi formaline dengan dosis 100 ppm (0,1 ml / liter).
- Masukkan benur 300 ekor tunggu 1 jam.
- Setelah 1 jam hitung benur yang masih aktif (bergerak ketika disentuh).
Penghitungan :
SR = (benur yang aktif/total sampel benur) x 100%
Dinyatakan lolos jika SR > 75% (>90% excelent)
Jelek jika SR < 75%
Tingkat 2 : Pengamatan mikroskopis
Fungsinya untuk mendapatkan informasi yang lebih detail tentang kondisi benur. Peralatan yang diperlukan :
- Mikroskop, beaker, slide / coverslip
- Malachyte green (pewarnaan MBV)
- Drop pipet, disecting set
- Random sampling: 100 ekor / bak; 15 – 25 untuk diperiksa
- Hasil secara kuantitatif - metode skoring.
Kriteria Pemeriksaan
1. Kondisi hepatopancreas : Menunjukkan kemampuan cerna, penyakit
2. Kondisi otot : Harus mulus/bersih. Kelainan otot menandakan stress
3. Muscle-gut ratio (MGR) : Perkembangan otot baik.
4. Fouling : Tidak ada penempelan
5. Necrosis (deformity) : Perkembangan abnormal
6. MBV Occlusion bodies : Indikasi stress
Tingkat 3 : Pengamatan mikrobiologi, Tes penyakit dengan PCR
Meliputi pemeriksaan mikrobiologis dan tes PCR.
1. Uji Mikrobiologis
- Hancurkan sampel udang yang telah diambil secara random, kultur 1 loop sampel pada media TCBS.
- Kriteria lolos tes: Vibrio kuning < 80 koloni; Vibrio hijau < 60 koloni; Vibrio nyala (tidak ada)
- Vibrio hijau lebih bersifat pathogen.
2. Uji PCR (Polymerase Change Reaction)
Uji PCR pada benur meliputi:
- WSSV (white spot)
- IHHNV
- TSV
- IMNV
Hasil uji keempat virus harus menunjukkan negative test
Bila salah satu positif, maka benur dinyatakan tidak lolos tes.
KESIMPULAN
Kriteria benur yang baik :
- Uji PCR semua harus negatif
- Uji mikroskopis nilai tertinggi 60, bila total nilai 50 atau lebih berarti lolos dan bila kurang dari 50 berarti tidak lolos (jelek), bila ada 3 yang nilainya 0 berarti tidak lolos
- Pengamatan visual, stress test, tes vibrio harus baik. (lihat hasil tes)
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.