Jakarta - Reformasi yang dijanjikan Presiden
Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mulai membuahkan hasil. Setidaknya
terlihat dari indikator pasar saham domestik. Sebagai mantan pengusaha
meubel, Jokowi mengetahui tantangan pengusaha, sehingga dia mengambil
langkah konkret menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan
mengurangi benang merah persoalan Indonesia melalui pembangunan
infrastruktur.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan tumbuh
sedikit lebih dari 5 persen setelah membukukan pertumbuhan 4,7 persen di
tahun 2015. Kondisi ini mendorong kenaikan kepercayaan investor di
pasar saham domestik, sehingga menjadikan indeks harga saham gabungan
(IHSG) sebagai salah satu pasar modal berkinerja terbaik di dunia yang
naik 18 persen dalam 12 bulan hingga 16 November.
"Di bawah kondisi yang menguntungkan, 50 orang terkaya di Indonesia
yang dicatat Forbes selama 2016 mencatat total nilai bersih kekayaan
naik menjadi US$ 99 miliar dari US$ 92 miliar pada 2015," seperti
dikutip Forbes, Kamis (1/12).
Dalam daftar 50 orang terkaya, tiga pengusaha terlempar dari jajaran
tersebut dari tahun lalu. Sebanyak 36 orang naik posisinya, sementara
hanya 12 taipan turun dari posisinya tahun 2015.
Kekayaan mayoritas orang terkaya di Indonesia didorong kenaikan harga
saham. Kenaikan persentase tertinggi dibukukan Prajogo Pangestu, mantan
pengusaha kayu yang perusahaannya mengontrol produsen petrokimia
terbesar di Indonesia, PT Chandra Asri Petrocheumical. Meningkatnya
saham PT Barito Pacific Tbk hampir 1.000 persen mengantarkan Pangestu
masuk dalam daftar setelah absen satu tahun dan membuat kekayaan
bersihnya mencapai rekor tinggi. Hal ini untuk pertama kalinya dalam
lima tahun harta kekayaan miliarder meningkat berkat kinerja usahanya
Chandar Asri
Miliarder Indonesia yang kembali masuk jajaran orang terkaya di
Indonesia adalah Handojo Santosa, pengusaha daging dan unggas pemilik
Japfa yang kinerjanya naik sekitar 80 persen. Handojo menginvestasikan
dana US$ 81 juta pada perusahaan ekuitas KKR. Perusahaan ini memiliki
fasilitas pengolahan daging di Asia.
Forbes mencatat, empat konglomerat Indonesia mendapat berkah dari
peningkatan saham Adaro Energy sebesar 165 persen. Meningkatnya kinerja
salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia itu menyusul naiknya
permintaan India dan Tiongkok.
Presiden Direktur & CEO, Adaro Garibaldi Thohir -yang kekayaannya
menggabungkan Erick Thohir- pernah memiliki saham di di tim sepak bola
profesional, Italia Inter Milan dan DC United. Kekayaan Garibaldi Thohir
sepanjang 2016 telah meningkat 74 persen.
Adapun di urutan pertama, Budi dan Michael Hartono dengan harta
kekayaan US$ 17,1 miliar, untuk tahun kedelapan secara berturut-turut.
Salah satu penyumbang kenaikan tersebut adalah berkat kenaikan investasi
di PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Sementara Forbes mencatat, kekayaan harta orang terkaya di Indonesia
dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar hingga 16 November
2016.
Berikut Dafar Orang Terkaya Indonesia 2016.
1. Budi & Michael Hartono US$ 17,1 miliar.
2. Susilo Wonowidjojo US$ 7,1 miliar.
3. Anthoni Salim US$ 5,7 miliar.
4. Eka Tjipta Widjaja US$ 5,6 miliar.
5. Sri Prakash Lohia US$ 5 miliar.
6. Chairul Tanjung US$ 4,9 miliar.
7. Boenjamin Setiawan US$ 3,3 miliar.
8. Tahir US$ 3,1 miliar.
9. Murdaya Poo US$ 2,1 miliar.
10. Mochtar Riady US$ 1,9 miliar.
11. Theodore Rachmat US$ 1,85 miliar.
12. Putera Sampoerna US$ 1,8 miliar.
13. Eddy William Katuari US$ 1.73 miliar.
14. Peter Sondakh US$ 1,7 miliar.
15. Ciputra US$ 1,6 miliar.
16. Sukanto Tanoto US$ 1,5 miliar.
17. Kusnan & Rusdi Kirana US$ 1,45 miliar.
18. Martua Sitorus US$ 1,42 miliar.
19. Eddy Kusnadi Sariaatmadja US$ 1,4 miliar.
20. Ciliandra Fangiono US$ 1,38 miliar.
21. Kuncoro Wibowo US$ 1,35 miliar.
22. Soegiarto Adikoesoemo US$ 1,3 miliar.
23. Djoko Susanto US$ 1.28 miliar.
24. Alexander Tedja US$ 1,27 miliar.
25. Prajogo Pangestu US$ 1,26 miliar.
26. Eka Tjandranegara US$ 1,25 miliar.
27. Bachtiar Karim US$ 1,2 miliar.
28. Husodo Angkosubroto US$ 1,19 miliar.
29. Hary Tanoesoedibjo US$ 1,15 miliar.
30. Harjo Sutanto US$ 1,13 miliar.
31. Husain Djojonegoro US$ 1,1 miliar.
32. Garibaldi Thohir US$ 1,05 miliar.
33. Benny Subianto US$ 950 juta.
34. Aksa Mahmud US$ 860 juta.
35. Jogi Hendra Atmadja US$ 850 juta.
36. Low Tuck Kwong US$ 840 juta.
37. Abdul Rasyid US$ 810 juta.
38. Achmad Hamami US$ 800 juta.
39. Edwin Soeryadjaya US$ 780 juta.
40. Kartini Muljadi US$ 760 juta.
41. Hashim Djojohadikusumo US$ 750 juta.
42. Handojo Santosa US$ 740 juta.
43. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono US$ 700 juta.
44. Sudhamek US$ 690 juta.
45. Sjamsul Nursalim US$ 640 juta.
46. Osbert Lyman US$ 600 juta.
47. Irwan Hidayat US$ 530 juta.
48. Arifin Panigoro US$ 475 juta.
49. Purnomo Prawiro US$ 470 juta.
50. George & Sjakon Tahija US$ 420 juta.