Jumat, 05 Mei 2017

Dongkrak Produktivitas Tambak Bersama Kavas

PT Suri Tani Pemuka rangkul Kawasan Vannamei Suri Tani Pemuka (Kavas)

Berkembang menuju kesejahteraan bersama. Tagline Japfa Group ini menjalar ke semua sendi-sendi perusahaan, tidak terkecuali kepada salah satu anak perusahaannya PT Suri Tani Pemuka (STP). Melalui program terbarunya, STP semakin mendekati pembudidaya dan merangkulnya untuk berkembang menuju kesejahteraan bersama.
 
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perikanan budidaya, STP menyadari betul cerahnya prospek perikanan di Indo­nesia, terutama komoditas udang. Sehingga dengan prinsip perusahaan yang dipegang dan prospek tersebut STP merangkul petambak-petambak kecil melalui program terbarunya Kawasan Vannamei Suri Tani Pemuka (Kavas).
 
Setelah beberapa siklus percobaan bersama petambak kecil potensial, Kavas akhirnya resmi diluncurkan pada awal tahun ini di 2 lokasi yang menjadi pilot project-nya, Kabupaten Jembrana, Bali (28/2) dan Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (1/3). Launching ini sekaligus menjadi kunjungan lapang Head of Aquaculture Japfa Group, Renaldo Santosa.
 
Dalam kunjungan tersebut, Renaldo dan jajaran STP bertemu dengan petambak-petambak yang telah menjadi mitranya. Tidak kurang dari 150 petambak di Bali dan puluhan petambak di Lombok yang telah menjadi mitra kerja STP hadir dalam acara ini. “Kita ingin lebih dekat dengan cus­tomer, ya. Hadirnya kita di sini, supaya ada dampak positif terutama dalam peningkatan pendapatan petambak kecil,” ujar Renaldo pada kesempatan di Bali.
 
Head of Aquafeed and Supporting Opera­tion PT STP, Ardi Bu­diono ikut menjelaskan bahwa program Kavas saat ini dilaksanakan di 4 kawasan, yaitu Bali, Lombok, Sumbawa, dan Sulawesi. “Harapannya, sesuai motto Japfa yaitu berkembang menuju kesejahteraan bersama. Latar belakang Kavas adalah untuk mewujud­kan kepedulian STP terhadap kemajuan budidaya udang di kabupaten Jembrana. Adanya satu kawasan, diharapkan pola budidaya udang skala kecil akan lebih mudah dikontrol dan hasilnya jadi lebih baik serta berkelanjutan,” kata Ardi saat kunjungan di Bali.
 
Sistem Kerjasama
Ardi lanjut menjelaskan, petambak yang tergabung dalam program Kavas akan mendapatkan 4 keuntungan sekaligus. Keempat keuntungan tersebut antara lain mendapatkan pelayanan teknis dari tenaga profesional, mendapatkan suplai benur dan pakan yang berkualitas, pengecekan kualitas air secara periodik, serta menjadi mitra bisnis udang STP. “Melalui kerjasama seperti ini, petambak-petambak kecil akan mempunyai program budidaya yang lebih jelas dan terukur,” kata Ardi.
 
Hal tersebut juga diakui oleh salah satu penggagas program ini, Aidi Idris, Head of Unit STP Banyuwangi. Menurut Aidi, Kavas akan menjadi program prioritas PT STP dalam pelayanan kepada petambak udang skala kecil. Target STP untuk Bali dan Indonesia Timur. Di Bali, Kavas sudah berjalan di beberapa lokasi. Lahan di jem­brana ini masih luas.
“Yang sekarang kita lihat ini adalah pola-pola budidaya non intensif yang masih kurang, sehingga tingkat keberhasilannya juga rendah. Program ini sebetulnya lebih ke mindset, sehingga kita coba wujudkan ini (program Kavas, red) supaya petambak kecil makin maju,” terang Aidi.
 
Aidi menambahkan, selama ini, petambak tradisional atau skala kecil berjalan sendiri-sendiri dengan polanya masing-masing. Hadirnya Kavas ini diharapkan mampu memberi kontribusi dalam upaya sukses budidaya berkelanjutan. “Tidak hanya hari ini berhasil dan siklus berikutnya tidak. Tetapi bagaimana setiap siklus itu, petambak berhasil. Intinya di SOP-nya dan kita punya SOP. Target jangka panjangnya, turut membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup petambak kecil. Kita ingin seperti itu,” terang Aidi.
 
STP menjadikan Indonesia wilayah timur sebagai pembuka program Kavas. Namun demikian, program ini akan dikem­bangkan juga ke wilayah barat. Menurut Aidi, saat ini tengah disiapkan beberapa daerah di bagian barat sebagai target pengembangan lainnya. Aidi optimis setelah melihat pro­gram Kavas di Bali dan Lombok berjalan dengan baik.
 
Manfaat Program Kavas
Petambak-petambak yang tergabung dalam program ini memberikan apresiasi tulus dan positif terhadap Kavas, baik petambak dari Bali maupun dari Lombok. Petambak dari Mirah Akuakultur Bali, Nengah Darnanta, mengakui manfaat program Kavas.
 
Baginya, kehadiran Kavas sangat membantu ia bersama manajemen. “Kita selama ini terkendala di benur, juga kondisi air. Adanya Kavas, kita jadi merasa lebih aman berbudidaya udang. Sebab dengan adanya pengecekan air secara periodik, kita jadi lebih paham kondisi tambak kita. Untuk benur, akan lebih membantu jika STP menerapkan sistem Yarnen (Bayar Panen) dan petambak kecil bisa dapat dengan mudah,”harap Nengah.
 
Hal positif juga disampaikan oleh Mengewarman, perwakilan petambak dari Lombok bercerita bahwa ia merasa sangat terbantu dengan adanya program Kavas ini, terutama program pendampingan yang diberikan oleh STP. Ia mengaku bahwa dirinya sempat frustasi karena selalu mengalami kegagalan. Bahkan ia sempat berpikir untuk tidak me­nambak lagi.
 
Namun akhirnya ia dirangkul oleh pihak STP untuk diberikan pendampingan secara intensif. “Kalau tidak mau berubah akan terpuruk terus, dan tidak akan menyelesaikan masalah,” ujar Mengewarman me­nirukan nasehat pihak STP saat itu. Setelah itu, ia rutin didampingi oleh teknisi STP dari mulai persiapan, produksi, hingga pasca panen.
 
Konsultasi untuk meningkatkan daya dukung tambak pun diterima oleh Menge­warman. “Di sini STP memberikan terobosan yang baru, bagaimana mengatasi masalah yang ada bagaimana pengelolaan air yang tadinya tidak bisa digunakan menjadi lebih bagus,” tutur Mengewarman.
 
Yang tidak kalah penting manfaatnya bagi Mengewarman adalah adanya tempo pembayaran pakan hingga satu bulan. Hal ini tentunya membantu Mengewarman untuk mengatur arus keuangan dengan lebih fleksibel.
 
Hingga siklus ketiga pendampingan produktivitas udang di tambak Menge­warman terus meningkat. Awalnya produksi 600 kg sampai 1 ton per hektar. Setelah pendampingan pertama menjadi 7 ton per hektar. Pendampingan kedua 9 ton per hektar. Dan pendampingan ketiga 12 ton per hektar.
 
Melalui program Kavas ini, ia berharap ke depan, daerahnya akan menjadi lebih berkembang lagi. “Kedepan akan lebih maju. Bagaimana kawasan ini menjadi kawasan kampung sinar vannamei. Bersinarnya kawasan ini karena vannamei,” ujar Menge­warman optimis. 

Sabtu 15 April 2017 - lTROBOS Aqua / Adv

Widhi Servo - Owner Servo Group

Saya tidak berbisnis, hanya mengalihkan pikiran negatif saya. Baca selanjutnya di sini 

Top