Rabu, 10 Mei 2017

Mengupas Soal Kepemimpinan

Mengutip Manager’s Scope edisi Mei 2008, ada 3 kaidah penting yang dipaparkan oleh Rosabeth Moss Kanter menyangkut organisasi/ korporasi kelas dunia. Menurut beliau, untuk menjadi suatu organisasi berkelas premium, haruslah mempunyai 3 hal dibawah ini:

1. Cosmopolitan Concept
Perusahaan/ Organisasi mempunyai sistem, strategi, nilai nilai yang berdasarkan kaidah2 kontemporer.

2. Cosmopolitan Competencies
Organisasi mempunyai kualitas nilai, produk, SDM, operasional perusahaan dan sistem keuangan yang berdasarkan standard universal dengan kompetensi yang prominen.

3. Cosmopolitan Connection
Organisasi mempunyai jaringan yang luas, melintasi teritori dan boundary yang ada, dan tidak terjebak pada usaha/ bisnis sektoral semata.

Ngomong gampangnya, untuk menjadi sebuah organisasi berkelas atas, buka mata, buka telinga, jangan picik, dan haruslah mempunya cara pandang dan konsep berpikir yang luas dan dinamis, serta punya pandangan yang jauh ke depan. In short, punya hati dan juga pake otak!!!

Nah masalahnya ya, dalam kehidupan saya selama ini, ga peduli di berbagai negara yang saya tinggali maupun negara yang saya kunjungi, dimana saya banyak berbagi cerita serta meneliti berbagai praktis bisnis dan organisasi , masalah “open-minded” dan “cosmopolitan-concept” ini masih merupakan suatu hal yang kurang diperhatikan oleh banyak pemimpin.

Pemimpin sebagai kunci dasar utama keberhasilan sebuah organisasi banyak yang lebih mengutamakan ego dan dirinya sendiri, konsep2 out-of-date yang tidak lagi sesuai dengan pasar, atau bahkan berbagai pembenaran diri yang pada ujung2 nya berakibat pada keruntuhan moral sebuah organisasi. Lucunya lagi, banyak yang tidak mau mendengar apa kata anggotanya, malas meneliti kekurangan dan kelebihan organisasinya, atau bahkan membiarkan anggotanya terkatung katung dan tidak mendapat nilai yang memadai.

Ada 4 jenis kepemimpinan yang patut ditilik, yang akan membedakan pemimpin yang sejati atau yang biasa2 saja, dan ini semua based on tingkat komitmennya:
 
1. Pemimpin yang berkata : “I will try” . Kalimat ini tidak mengubah apapun. Pemimpin yang berkata seperti ini sudah dapat dipastikan akan melakukan dengan setengah hati saja, karena komitmen ini memiliki tingkat pengharapan yang negatif.
2. Pemimpin yang berkata,” I will do my best”. Jujur saja, tidak lebih baik dari no 1, bahkan terkesan sangat klise. Alasannya pemimpin model begini, jika ketemu masalah sukar dan berat, akan lebih memilih untuk “default” dengan alasan, ” at least, I have did my best!!”
3. Pemimpin yang berkata,” I will do whatever it takes”, ini menunjukkan besarnya kesungguhan hati untuk menghadapi masalah. Inilah champion’s commitment. Mereka adalah orang2 yang berani gagal, calculated risk taker, yet they learn and fight back.
4. Pemimpin yang berkata,” Consider it is done”. Inilah komitmen tertinggi seorang pemimpin. Seberat dan sesusah apapun masalah, mereka akan berjuang sampai masalah terselesaikan. Mereka percaya bahwa apa yang mereka inginkan sudah terjadi, dan pengharapan mereka positif (have faith).

For all the leaders: ” We are constantly tested for our know-how to lead the business and organization in the right direction. We will be able to do the right things, make the right decisions, deliver the results, leave the business and the people in it better off than they were before.”

Widhi Servo - Owner Servo Group

Saya tidak berbisnis, hanya mengalihkan pikiran negatif saya. Baca selanjutnya di sini 

Top