Minggu, 22 Oktober 2017

Kerugian Kecelakaan Diibaratkan Seperti Gunung Es, Inilah Kenapa Pengusaha Sering Terlena

Untuk membuktikan apakah Biaya yang dikeluarkan untuk Keselamatan Kerja termasuk “Pemborosan” atau “Investasi”, Anda harus mengetahui kerugian apa saja yang bisa terjadi jika ada kecelakaan di tempat kerja…

Kerugian akibat kecelakaan kerja merupakan jumlah kerugian untuk korban ditambah dengan kerugian-kerugian lain (material dan non material) akibat dari kecelakaan tersebut.

Menurut Teori yang dikemukakan oleh Frank E Bird Jr, bahwa kerugian akibat kecelakaan diibaratkan seperti gunung es yang ada di air… bagian yang nampak di permukaan justru lebih kecil dibanding dengan bagian yang tidak terlihat…

Kerugian-kerugian akibat kecelakaan kerja  sendiri dikenal dengan Kerugian Langsung dan Kerugian Tidak Langsung

Teori Gunung Es ini menjelaskan bahwa bagian yang nampak di permukaan merupakan kerugian langsung (kerugian yang diasuransikan), sedangkan bagian yang tidak terlihat adalah kerugian tidak langsung (kerugian yang tidak diasuransikan).

Rasio Kerugian Langsung dan Kerugian Tidak Langsung Kecelakaan Menurut Heinrich
Pada tahun 1931, Heinrich merilis hasil study yang dilakukan pada tahun 1926 tentang biaya kecelakaan. Didapat bahwa rasio perbandingan biaya langsung dan tidak langsung adalah 1 : 4.
Heinrich menulis hasil penelitian dan analisa diperoleh bahwa biaya yang keluarkan jika terjadi kecelakaan adalah 4 kali lebih besar dibanding dengan biaya pengobatan pekerja yang mendapat cidera.
Rasio biaya kecelakaan ini banyak menjadi literatur di berbagai buku yang membahas mengenai kerugian kecelakaan. Walaupun penelitiannya dilakukan pada tahun 1926, namun hasil penilitian masih diakui banyak orang.

Kerugian Kecelakaan Menurut Frank E Bird Jr
Pada tahun 1974, Bird memperkenalkan teori gunung es tentang biaya kecelakaan. Pada teori gunung es ini, Bird Jr menerangkan bahwa Biaya dari kecelakaan sebenarnya dapat diukur dan dapat dikontrol. Teori Gunung es yang dikemukakan Bird Jr menunjukkan bahwa kerugian dari kecelakaan dikategorikan menjadi biaya yang diasuransikan dan biaya yang tidak diasuransikan.

Tahun 1985, F.E. Bird Jr. dan G.L. Germain mengemukakan biaya apa saja yang masuk ke dalam kategori biaya yang diasuransikan dan biaya yang tidak diasuransikan.

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa biaya yang diasuransikan (biaya kompensasi dan biaya medis) cukup kecil bila dibandingkan dengan biaya yang tidak diasuransikan.

Pada level terkecil, perbandingan antara biaya yang diasuransikan dan biaya yang tidak diasuransikan adalah 1 : 6. Dimana 1 merepresentasikan biaya diasuransikan, dan 6 adalah biaya yang tidak diasuransikan (5 untuk kerusakan harta benda + 1 untuk biaya lainnya).

Sedangkan untuk level maksimum, perbandingan antara biaya yang diasuransikan dan biaya yang tidak diasuransikan mencapai 1 : 53 (dimana 53 adalah 50 untuk biaya kerusakan harta benda + 1 untuk biaya lainnya)

Ini menjelaskan bahwa biaya yang tidak diasuransikan akibat kecelakaan yang terjadi bisa mencapai 53 kali lebih besar dibanding biaya kompensasi dan pengobatan korban.

Apa Saja Biaya Yang Termasuk Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung Kecelakaan..?

Untuk mengetahui biaya apa saja yang masuk ke Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung akibat Kecelakaan dapat mengacu pada teori gunung es di atas.

Biaya langsung (direct cost) merupakan biaya yang langsung dikeluarkan oleh perusahaan akibat kecelakaan yang terjadi, Sepeti biaya pengobatan pekerja yang cidera dan biaya kompensasi sesuai regulasi yang berlaku.

Yang termasuk biaya langsung adalah : Biaya pengobatan dan biaya kompensasi karyawan yang mendapat cidera.

Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) merupakan biaya lain diluar biaya langsung yang juga dihitung sebagai kerugian akibat kecelakaan. Biaya ini memang sulit untuk dihitung, namun bisa dikonversikan sehingga bisa dihitung.

Yang termasuk Biaya tidak Langsung Kecelakaan diantaranya:
  1. Biaya Kerusakan bangunan
  2. Biaya Kerusakan alat/mesin yang digunakan
  3. Biaya perbaikan peralatan
  4. Biaya karena terhentinya produksi
  5. Biaya karena banyaknya pekerja lain yang terhenti mengikuti investigasi
  6. Biaya dari pengawas yang juga ikut investigasi
  7. Akomodasi lainnya
  8. Biaya lembur karyawan
  9. dan lain-lain
Cukup banyak sekali biaya yang dikeluarkan akibat kecelakaan yang terjadi, itu semua dihitung sebagai kerugian dan akan mengurangi profit.

Mengapa Anda saya ajak membahas ini, tentu ini akan berkaitan dengan bagaimana Anda membuktikan bahwa Biaya / budget tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan “Pemborosan” atau “Investasi”.

Demikian pembahasan mengenai teori Gunung Es (Iceberg) yang membahsa mengenai biaya langsung dan biaya tidak langsung akibat kecelakaan kerja. Dengan mengetahui ini, harapannya sebagai Praktisi K3, kita jangan hanya melihat biaya langsung saja dalam mengkalkulasi kerugian kecelakaan. Namun, mengikutkan biaya tidak langsung yang sebenarnya lebih besar dalam total kerugian kecelakaan di statistik perusahaan.

Referensi :
  1. Rethinking ratios of Indirect to Direct Costs by Fred A. Manuele
  2. https://www.wcf.com/hidden-costs-accidents
  3. http://www.preston.gov.uk/businesses/health-and-safety/accidents/costs-accidents/

Widhi Servo - Owner Servo Group

Saya tidak berbisnis, hanya mengalihkan pikiran negatif saya. Baca selanjutnya di sini 

Top