Seorang Pemimpin ataupun Manajer sering memerintahkan anggota tim
atau bawahannya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dengan
pemberian perintah dan dituruti oleh bawahannya, berarti Pemimpin
ataupun Manajer tersebut telah menggunakan kekuasaannya dalam
organisasi. Jadi pada dasarnya, yang dimaksud dengan Kekuasaan (Power) adalah kemampuan memengaruhi orang lain untuk bersedia untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya.
Kemampuan untuk memengaruhi orang lain merupakan inti penting dari
Kepemimpinan. Pada dasarnya, Kekuasaan seseorang dalam suatu perusahaan
berasal dari posisi yang ditempatinya atau otoritas yang dimilikinya
dalam organisasi.
Penggunaan Kekuasan oleh seorang pemimpin dalam menimbulkan dua
dampak yaitu dampak Positif dan dampak Negatif. Penggunaan Kekuasaan
yang efektif akan meningkatkan motivasi bawahannya sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Sebaliknya, penggunaan kekuasaan
yang tidak efektif oleh seorang pemimpin akan mengakibatkan dampak
negatif sehingga pekerjaan ataupun tugas yang diberikan kepada
bawahannya tidak dalam dilaksanakan dengan baik.
Untuk lebih memahami Kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin ataupun
manajer, sebaiknya kita mengetahui jenis-jenis Kekuasaan tersebut.
Berikut ini adalah 5 Jenis Kekuasaan dalam suatu Organisasi.
1. Kekuasaan Balas Jasa (Reward Power)
Seperti namanya, Kekuasaan jenis ini adalah kekuasaan yang
menggunakan Balas Jasa atau Reward untuk memengaruhi seseorang untuk
bersedia melakukan sesuatu sesuai keinginannya. Balas jasa atau Reward
dapat berupa Gaji, Upah, Bonus, Promosi, Pujian, Pengakuan ataupun
penempatan tugas yang lebih menarik. Namun melalui Kekuasaan Balas jasa
ini, seorang pemimpin/manajer juga dapat menunda pemberian Reward (balas
jasa) tersebut sebagai hukumannya jika bawahannya tidak melakukan apa
yang telah diperintahkan. Kekuasaan Balas Jasa (reward) ini timbul
karena Posisi atau Jabatan seseorang yang memungkinkan dirinya
memberikan penghargaan atau imbalan terhadap pekerjaan ataupun tugas
yang dilakukan oleh orang lain. Contohnya seorang Manajer yang memiliki
kekuasaan untuk melakukan penilaian kinerja sehingga dapat menentukan
besaran kenaikan gaji terhadap bawahannya.
2. Kekuasaan Paksaan (Coercive Power)
Kekuasaan Paksaan atau Coercive Power ini lebih cenderung ke penggunaan
ancaman atau hukuman untuk memengaruhi seseorang untuk bersedia
melakukan sesuatu sesuai dengna keinginannya. Kekuasaan Paksaan ini
adalah kebalikan atau sisi negatif dari Kekuasaan Balas Jasa (Reward
Power). Contoh ancaman atau hukuman yang diberlakukan jika tidak
mengikuti perintah yang diinstruksikan antara lain seperti pemberian
surat peringatan, penurunan gaji, penurunan jabatan dan bahkan
pemberhentian kerja atau PHK.
3. Kekuasaan Rujukan (Referent Power)
Kekuasaan Rujukan atau Referent Power ini merupakan kekuasaan yang
diperoleh atas dasar kekaguman, keteladanan, kharisma dan kepribadian
dari seorang pemimpin. Contohnya Gandhi yang memimpin jutaan orang
karena kepribadian dan Karismatiknya.
4. Kekuasaan Sah (Legitimate Power)
Kekuasaan Sah atau Legitimate Power ini berasal dari posisi resmi
yang dijabat oleh seseorang, baik itu dalam suatu organisasi, birokrasi
ataupun pemerintahan. Kekuasaan Sah adalah Kekuasaan yang diperoleh dari
konsekuensi hirarki dalam organisasi. Seseorang yang menduduki posisi
tertentu dalam organisasi memiliki hak dan wewenang untuk memberikan
perintah dan instruksi dan mereka sebagai bawahan ataupun anggota tim
berkewajiban untuk mengikuti instruksi atau perintah tersebut.
5. Kekuasaan Keahlian (Expert Power)
Kekuasaan Keahlian atau Expert Power ini muncul karena adanya keahlian
ataupun keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Seringkali seseorang
yang memiliki pengalaman dan keahlian tertentu memiliki kekuasaan ahli
dalam suatu organisasi meskipun orang tersebut bukanlah Manajer ataupun
Pemimpin. Individu-individu yang memiliki keterampilan/keahlian tersebut
biasanya dipercayai oleh Manajernya untuk membimbing karyawan lainnya
dengan benar.