“Fungsi dan divisi di tempat kerja adalah alat untuk mencapai tujuan.
Bila alat ini dijaga dengan ego dan kepentingan yang sempit, maka alat
ini sulit berfungsi untuk mencapai tujuan.”~Djajendra
Tidak mungkin sebuah visi dikerjakan sendiri; diperlukan kerja sama dan
koordinasi yang cerdas melintasi perbedaan, keragaman, fungsi dan
sektor. Jadi, diperlukan orang-orang yang cerdas sosial, supaya sebuah
visi dapat dikerjakan dengan cepat dan tepat.
Orang-orang yang cerdas sosial sangat mudah berkomunikasi dan
berinteraksi secara proaktif. Bila kecerdasan sosial sumber daya manusia
rendah, mereka akan bekerja sendiri-sendiri, tidak mampu bersatupadu di
dalam soliditas bersama. Sebaliknya, bila sumber daya manusia cerdas
sosial, maka soliditas dan kolaborasi kerja akan menjadi budaya kerja,
yang merangkul lintas sektoral dan lintas divisi di dalam satu visi.
Sepintar apapun seseorang; sehebat apapun seseorang; setinggi apapun
pendidikan seseorang; sejenius apapun konsep dan pemikiran seseorang.
Tetapi, bila dia tidak cerdas sosial, dia akan menjadi energi perusak
soliditas organisasi.
Orang-orang yang tidak cerdas sosial hanya mampu bekerja sendiri.
Walaupun mereka sangat cerdas dan sangat berbakat, mereka tetap sulit
menyatu di dalam proses kerja. Dampaknya, mereka berpotensi membawa
nilai dan benih konflik ke dalam proses kerja, sehingga kinerja terbaik
akan sulit untuk diwujudkan.
Dunia kerja adalah dunia kerja sama. Manajemen berfungsi untuk
mengelola semua sektoral, agar saling berkolaborasi dan berkoordinasi
secara efektif dan produktif. Tidak ada kerja sendiri di dalam dunia
kerja. Semua orang yang bekerja merupakan bagian dari pekerjaan yang
lain. Dunia kerja adalah dunia yang saling menguatkan satu sama lain,
yang saling mengkontribusikan kompetensi dan kemampuan, untuk sebuah
pencapaian sesuai target.
Di dalam organisasi, tidak ada sebuah tujuan yang bisa dikerjakan
sendiri. Bakat, profesionalisme, kecerdasan, dan potensi yang hebat;
akan sia-sia bila tidak mampu bekerja sama.
Dunia kerja adalah dunia kolaborasi dan koordinasi. Sangat banyak
fungsi dan divisi di dalam sebuah organisasi. Semua fungsi dan divisi
tidaklah boleh berdiri di atas ego dan kepentingan masing-masing.
Semuanya harus tunduk kepada visi, harus berkolaborasi dan berkoordinasi
di dalam misi.
Seseorang yang cerdas sosial sangat mudah terlibat dalam tugas-tugas
rutin yang membutuhkan kebersamaan. Mereka sangat mudah beradaptasi
dengan ide-ide baru, dan mudah menerima solusi dari siapapun atau
manapun. Mereka menguasai seni percakapan dan seni mendengarkan, dan
sangat mudah mengintegrasikan dirinya dengan kelompok kerja.
Seseorang yang cerdas sosial tidak akan menjaga jarak, ataupun
menjadi penyebab konflik. Dia adalah pribadi yang penuh empati dan kaya
toleransi. Dia selalu membangun jembatan komunikasi yang positif, serta
selalu merobohkan tembok penghalang di dalam organisasi dan proses
kerja. Dia adalah orang yang selalu menghubungkan hati, emosi, pikiran,
dan etos; dari setiap insan organisasi untuk bersatupadu di dalam
soliditas bersama.
Seseorang yang tidak cerdas sosial biasanya sulit mempercayai
kemampuan orang lain; menganggap dirinya yang paling pintar dan suka
meremehkan orang lain; sangat sensitif, miskin toleransi, miskin jiwa
besar, dan miskin empati; dia merupakan komunikator yang buruk, sehingga
pilihan kata-kata dan ucapannya selalu menjauhkan hubungan baik;
walaupun dia berbakat, berpendidikan tinggi, cerdas, kreatif, dan
berpotensi, tetapi sulit menjadi andal di tempat kerja; dia selalu
terjebak di dalam egonya, dan sulit memahami pentingnya sebuah
kebersamaan di tempat kerja.
Orang-orang cerdas sosial biasanya cerdas emosional. Mereka mudah
menyatu dan berkontribusi secara lintas sektoral. Emosi yang cerdas
mampu menghilangkan ego dan kepentingan sempit. Mereka selalu bersinar
dan menjadi aset yang diandalkan oleh organisasi. Mereka merupakan
energi positif yang mampu menggerakan sebuah pekerjaan secara kreatif
dan kolaboratif. Mereka mampu menghasilkan kinerja yang memuaskan.
Mereka tidak terbatas oleh waktu dan ruang, mereka mampu terhubung dan
berkoordinasi di segala kondisi untuk sebuah pencapaian terbaik.
Orang-orang cerdas sosial selalu mendorong komunikasi dan menyatukan
semua kepentingan untuk fokus pada visi. Mereka selalu mengupdate
kemajuan dan menghadiri semua rapat atau pertemuan lintas sektoral.
Mereka selalu menyatu di dalam tujuan dan membuka pikiran untuk bisa
saling mengerti.
Orang-orang cerdas sosial selalu mengikuti kejadian-kejadian;
memiliki rasa ingin tahu yang besar; dan menjadwalkan pertemuan rutin
untuk sebuah solusi terbaik. Mereka sangat rajin membuat pertemuan
informal, untuk menguatkan hubungan kebatinan, dan penuntasan
persoalan-persoalan kerja yang sulit secara formal.