Business leaders, owners, para pimpinan
perusahaan, top management dan manager, apakah Anda tahu apa yang orang-orang
katakan mengenai perusahaan Anda? Apakah Anda sadar dan mengetahui apa yang
karyawan Anda rasakan dan katakan kepada komunitas dan kerabatnya mengenai
organisasi yang Anda pimpin saat ini?
Pertanyaan
tersebut bisa jadi ditanggapi dengan serius atau bahkan ada pula yang sama
sekali tidak peduli apa yang orang lain mau katakan terhadap perusahaan, karena
orientasinya hanya profit dan mengabaikan apa yang orang lain katakan dan
rasakan terhadap perusahaannya. Suka atau tidak, akan selalu ada orang yang
akan membicarakan mengenai perusahaan Anda bila mereka merasakan hal yang
menyenangkan ataupun hal yang kurang menyenangkan.
Sayangnya terkadang banyak leader hanya mau
mendengarkan berita yang baik-baik saja, dan seolah menutup telinga dan membela
diri bila ada yang mengatakan hal yang sedikit kurang baik terhadap
perusahaannya.
Memang
perusahaan tidak bisa mengontrol apa yang orang lain katakan terhadap
perusahaannya, tapi perusahaan bisa mengontrol apa yang terjadi di dalam perusahaannya
sehingga apa yang dilakukan orang-orang di dalam perusahaan dapat memberi
dampak yang berbeda untuk orang lain, dan dampak itulah yang akan memberi word of mouth yang
positif atau negatif. Mari kita lihat dari 3 sudut pandang apa yang kerap orang
katakan terhadap perusahaan Anda, dan mengapa Anda harus mulai peduli atas apa
yang orang katakan.
Mantan Karyawan
Pernahkah
Anda menanyakan apa alasan mendasar karyawan Anda mengundurkan diri?Kalaupun
sang mantan karyawan menyebutkan alasannya, apakah itu adalah alasan yang
sebenarnya? Ada yang menyatakan karena mendapat tawaran yang lebih baik, akan
tetapi di sela-sela makan siang ia bercerita kepada kerabatnya bahwa betapa
kecewanya ia dengan sang atasan yang tidak mendukungnya, kecewa karena apa yang
dikatakan dan dilakukan sang atasan tidak sejalan, dan pada akhirnya mantan
karyawan ini membuat kesimpulan bahwa management
di perusahaannya tidak baik. Contoh tersebut hanyalah sebagian
kecil, masih banyak kisah lain seperti: pimpinan perusahaan yang bisa teriak-teriak
saat meeting (ironisnya hingga melempar barang) dan membuat karyawan menjadi
tertekan, aturan dan kebijakan perusahaan yang membingungkan karyawan,
kesejahteraan karyawan dan keseimbangan hidup karyawan yang tidak terlalu di
pikirkan dimana hampir setiap hari pulang hingga dini hari. Bayangkan 1
karyawan yang mengundurkan diri dan menceritakan ke komunitas dan keluarganya
atas apa yang di rasakan, sehingga lambat laun tercipta persepsi di benak orang
lain bahwa perusahaan A seperti ini memperlakukan karyawannya, perusahaan B
begini pola management-nya.
Karyawan Saat ini
Ternyata
yang membicarakan perusahaan Anda bukan saja orang yang sudah resign, melainkan
karyawan Anda yang saat ini masih aktif-pun juga bisa ikut membicarakan
mengenai perusahaan Anda. Kecenderungan manusia apabila tidak ada forum atau
media untuk menyuarakan apa yang mereka rasakan kepada pimpinan (apalagi kalau
pimpinannya enggan dan tidak mau terbuka terhadap masukan), maka mereka
menyuarakannya di meja makan siang bersama kerabat yang lain. Apa saja isinya?
Keluhan
akan kebijakan perusahaan yang tidak memikirkan karyawan, menceritakan isi hati
betapa kesalnya dengan atasannya yang berbicara kasar kepadanya, dan masih
banyak lagi tentunya, karena waktu makan siang bisa hampir 50%nya dihabiskan
untuk menceritakan kondisi yang mereka alami. Tapi tentu ada juga yang baik,
bercerita bagaimana ia begitu senang dan pola management perusahaan, dan atasannya yang
begitu peduli dengan pengembangannya.
Karyawan Masa Depan
Jangan
pikir calon karyawan tidak mencari tahu mengenai perusahaan Anda. Mereka akan
mengetik nama perusahaan Anda di search
engine, dan melihat seperti apa perusahaan Anda, dan terkadang bisa
juga mencari tahu apa yang orang lain katakan terhadap perusahaan Anda. Jika
ada yang pernah bercerita di blog tentang perusahaannya, maka tidak menutup
kemungkinan hal tersebut juga bisa diakses orang lain. Bagus ga sih perusahaannya,
bagaimana sih budaya perusahaannya? Pressurenya tinggi ga? Kalimat-kalimat
tersebut adalah sebagian contoh yang calon karyawan Anda mungkin akan cari tahu
dari teman, keluarga, dan bisa jadi dari social media. Jangan sepelekan efek
social media, facebook, twitter, dan media lainnya, karena semakin banyak orang
mencurahkan perasaannya di media tersebut dan hal itu bisa diakses oleh jutaan
orang.
Coba
Anda simak perusahaan-perusahaan yang masuk dalam jajaran Fortune 500,
mayoritas banyak yang membicarakan hal positif dari perusahaan tersebut, entah
itu dari pengembangan karir, pelatihannya, budaya kerjanya, sampai kepada
lingkungan kerjanya yang begitu dinamis. Bagaimana dengan perusahaan Anda?
Jangan selalu bertanya mengapa turnover karyawan saya tinggi, melainkan,
tanyakan: apa yang orang lain katakan terhadap perusahaan saya? Jika perusahaan
Anda mau bertumbuh menjadi lebih baik terlebih aspek reputasi perusahaan di
mata masyarakat dan para pencari kerja, maka mulailah melakukan assessment, lakukan
pembicaraan dengan pendekatan yang personal kepada karyawan Anda, coba cari
tahu di internet bagaimana tanggapan orang terhadap perusahaan Anda (contoh tools: tweetdeck,
socialmention, trackur, google alerts, board reader).
Saya
akhiri tulisan ini dengan mengutip apa yang dikatakan oleh Benjamin Franklin: It takes many good deeds to build a
good reputation, and only one bad one to lose it.
Salam sukses untuk perusahaan kita !