Sebuah penelitian dari
Harvard Business Review mengatakan bahwa dua dari lima pemimpin gagal dalam
menjalankan tugasnya sebelum 18 bulan memimpin. Sementara itu, sepertiga dari
pimpinan eksekutif tidak bertahan hingga lebih dari tiga tahun.
Goal perusahaan akan
tercapai dengan kolaborasi yang solid antara pemimpin dengan anggota tim. Jika
komitmen anggota tim tidak ada, pemimpin akan kesulitan menjalankan peranannya.
Berikut adalah beberapa jebakan yang harus dihindari oleh pemimpin agar tidak
mematikan kolaborasi anggota tim.
1. The “Marionette” Trap (Jebakan Boneka)
Salah satu tantangan seorang
pemimpin adalah bekerja dengan parameter yang sudah ditetapkan sebelumnya,
dengan menggunakan bakat dan keterampilan pribadi yang dimiliki. Oleh karena
itu, banyak pemimpin kemudian bermain aman dan mengikuti peraturan yang ada dan
tidak mengubah sistem apapun. Padahal semua karyawan, bawahan dan stakeholders
perusahaan melihat kinerja kita. Dengan permainan Anda yang enggan membuat
perubahan dan menuruti semua kemauan pemimpin lama tersebut, bukan tak mungkin
mereka akan menggerutu di belakang Anda. Sebagai seorang pemimpin, Anda akan
dianggap tak lebih dari boneka yang digerakkan oleh masternya.
2. The King-Kong Trap
(Jebakan Sok Kuasa)
Sebagian pemimpin, ketika
sudah mencapai posisi puncak, menjadi lupa tentang dari mana ia berasal.
Padahal seharusnya seorang pimpinan yang baik tidak akan memandang rendah pada
bawahannya sehingga membuat mereka merasa inferior. Respect atau menghormati
orang lain adalah sebuah keharusan. Perlakukan bawahan dan siapapun yang
berhubungan dengan Anda dengan rasa hormat. Kerendahan hati dan sikap inklusif
tersebut tentu akan segera terdengar di seluruh lingkungan kerja dan
menimbulkan rasa segan serta hormat dari bawahan.
Pengalaman buruk pernah
dialami oleh Bill Nuti, CEO dari NCR Corps. Ketika profit dari perusahaan
tersebut bertumbuh sebesar 6,2 juta USD, sang CEO justru sedang dibenci oleh
karyawannya. Salah satu bawahan menulis note kepada management level atas, “Kita
membawakan minumannya setiap hari, tetapi ia tidak pernah menghargai kita. Kita
layaknya minion bagi Anda”.
3. The “Superman” Trap
(Jebakan Sok Paling Bisa)
Ciri-cirinya adalah Anda
membuat keputusan sendiri, mengabaikan feedback yang tidak Anda sukai dan
menyembunyikan diri. Mengedepankan ego dan merasa paling tahu segalanya adalah
jalan yang paling mulus menuju kegagalan. Akui jika memang kita belum paham
akan sesuatu. Memperlihatkan kekurangan yang kita miliki justru akan membuat
hubungan kita dengan tim menjadi semakin erat. Anda akan mampu membangun
kepercayaan dengan lebih mudah.
Kita perlu belajar dari
pengalaman tidak menyenangkan yang dialami oleh George Shaheen, mantan CEO dari
webvan.com. Ia masuk ke perusahaan tersebut pada 1999. Saat itu, ia selalu
bangga dengan kemampuannya, bahkan menyatakan bahwa ia adalah konsultan bisnis
terbaik di dunia. Dengan pengakuannya tersebut, ia menjadi gagal bekerja sama
dengan baik dengan tim sehingga membuat keputusan yang salah. Webvan.com pun
dinyatakan bangkrut pada 2001.
4. The “Taskmaster” Trap (Jebakan Tukang Suruh)
Apakah Anda adalah tipe
pemimpin yang gemar menguras tenaga karyawan untuk mencapai target? Memaksa
mereka melakukan tugas-tugas tanpa sedikitpun memberikan reward ketika
kesuksesan berhasil diraih? Jika Anda tidak pernah memperhitungkan kesuksesan
yang telah diraih oleh tim, maka Anda bukan saja gagal untuk menjadi inspirasi
tetapi juga gagal membanggun hubungan personal dengan mereka.
Tidak sedikit pemimpin yang
merayakan keberhasilan kecil yang mereka alami. Satu pengecualian yang pantas
diingat adalah Richard Branson, CEO dari Virgin Group. Ia mengintegrasikan
antara bekerja dan bermain di perusahaannya. Berkaitan dengan upaya membuat
karyawannya bahagia, Branson mengungkapkan, “Don’t forget to celebrate
achievements and have some fun while doing so.” Intinya, keberhasilan yang
telah diraih perlu dirayakan bersama dengan tim dan dalam mencapai apa yang
diinginkan, kita harus mengerjakannya dengan perasaan senang.
Jika kita terperangkap dalam
salah satu jebakan tersebut, maka dampaknya akan sangat berbahaya. Tantangan
kita sebagai pemimpin adalah mampu mengenali perangkap-perangkap tersebut,
meskipun sulit bagi kita untuk melihat diri sendiri seperti orang lain melihat
kita. Bertepatan dengan bulan Rahmadan, ada baiknya bagi kita untuk
interospeksi diri. Dan menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa.